
Jakarta, 25 Maret 2025 – Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) yang diwakili oleh Wakil Rektor I & III, Ibu Dr. Dian Alanudin, MBA., GRCE., bersama Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) USNI, Dr. Drs. Dharmawan P. Hadad, M.M., mengadakan audiensi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Kantor OJK, Jakarta.
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas peluang kerja sama antara kedua institusi, khususnya dalam bidang riset, pengembangan SDM, dan program edukasi terkait sektor jasa keuangan.
Dalam audiensi tersebut, Dr. Dian Alanudin memperkenalkan USNI sebagai salah satu universitas yang telah berdiri selama 38 tahun. Beliau menyampaikan harapan agar USNI dapat bersinergi dengan OJK dalam berbagai program yang relevan dan bermanfaat bagi mahasiswa serta akademisi di lingkungan universitas.
“Jadi, kita di sini bertujuan untuk bersinergi, apakah ada program-program dari OJK yang bisa kita kolaborasikan,” ujar Dr. Dian.
Menanggapi hal tersebut, Nole Simatupang selaku perwakilan OJK menjelaskan bahwa OJK memiliki berbagai program edukasi yang dapat dikolaborasikan dengan USNI.
Salah satu program rutin adalah webinar yang diselenggarakan setiap Kamis, dengan topik-topik terkini seperti pencegahan fraud di perbankan, ekonomi digital, serta pengembangan soft skills. Webinar ini berskala nasional dan terbuka bagi akademisi, sektor jasa keuangan, serta kementerian dan lembaga terkait.
“Kami secara rutin dan masif menyelenggarakan webinar, umumnya di hari Kamis, dengan berbagai topik yang up to date. Pesertanya bisa mencapai 10 ribu orang dari seluruh Indonesia,” ujar Nole Simatupang.
Lebih lanjut, OJK juga menyelenggarakan workshop baik secara daring maupun tatap muka, serta program sertifikasi yang dapat membantu meningkatkan daya saing lulusan USNI. “Agar lulusan USNI lebih bersaing, saya sarankan mengikuti program sertifikasi,” tambahnya.
Selain edukasi, OJK juga membuka peluang kerja sama dalam bidang penelitian. Menurut Nole Simatupang, penelitian di OJK lebih bersifat kebutuhan spesifik untuk mendukung kebijakan yang akan diambil oleh lembaga tersebut. Mekanisme penelitian yang dilakukan dapat bersifat bottom-up atau top-down, dengan fokus pada kebijakan yang sedang dikembangkan.
“Penelitian yang kami lakukan didasarkan pada kebutuhan kebijakan yang akan diambil OJK. Dalam setahun, kami biasanya melaksanakan 10 hingga 12 penelitian yang hasilnya dipublikasikan di situs resmi OJK,” jelasnya.
Melalui audiensi ini, diharapkan adanya sinergi antara USNI dan OJK dalam mengembangkan riset, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, serta membangun ekosistem pendidikan yang selaras dengan kebutuhan industri jasa keuangan. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, dosen, serta institusi terkait dalam menghadapi tantangan di era ekonomi digital dan keuangan yang terus berkembang.