
Jakarta, 21 Maret 2025 – Dubes Ngopi Series ke-18 yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Satya Negara Indonesia (USNI), mengangkat tema “Globalization & Non-Traditional Security: The Real Challenges of Indonesia Security During AI Era.”
Acara ini menghadirkan Assoc. Prof. Suyatno Ladiqi, Ph.D. dari Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia. Dalam diskusi, Prof. Suyatno memberikan pandangannya terkait globalisasi yang telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang keamanan.
Tidak hanya ancaman tradisional seperti konflik bersenjata yang menjadi perhatian, tetapi juga ancaman non-traditional security (NTS) yang semakin kompleks dan beragam.
Menurut Prof. Suyatno, "Globalisasi mempercepat arus informasi, mobilitas manusia, dan perdagangan lintas negara. Hal ini membuka peluang besar dalam berbagai sektor, tetapi juga membawa tantangan keamanan yang lebih luas, seperti kejahatan siber, perubahan iklim, dan penyebaran penyakit menular."
Salah satu dampak globalisasi terhadap NTS adalah meningkatnya ancaman kejahatan transnasional, seperti perdagangan manusia, peredaran narkotika, dan terorisme. Kemudahan akses teknologi dan komunikasi telah memberikan kemudahan bagi kelompok kriminal untuk menjalankan aksinya tanpa mengenal batas negara.
Selain itu, perubahan iklim menjadi salah satu isu NTS yang mendapat perhatian besar. Fenomena cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan air laut telah mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat global.
"Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu lingkungan, tetapi telah menjadi masalah keamanan yang berdampak pada stabilitas sosial dan politik di berbagai negara," ujar Prof. Suyatno.
Di bidang kesehatan, globalisasi juga berkontribusi terhadap penyebaran penyakit menular lintas negara. Pandemi COVID-19 menjadi bukti nyata bagaimana mobilitas manusia yang tinggi dapat mempercepat penyebaran virus di seluruh dunia.
Menghadapi berbagai ancaman ini, kerja sama internasional menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan keamanan global. Penguatan regulasi, peningkatan kapasitas teknologi, serta kolaborasi lintas negara diperlukan untuk mengatasi tantangan keamanan non-tradisional yang semakin berkembang.
Sebagaimana yang ditegaskan oleh Prof. Suyatno, "Kita tidak bisa lagi melihat keamanan dalam perspektif lama. Dunia yang semakin terhubung menuntut pendekatan yang lebih inklusif, kolaboratif, dan berbasis teknologi untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang."
Melalui diskusi ini, diharapkan para akademisi, praktisi, dan mahasiswa dapat memahami lebih dalam tantangan keamanan non-tradisional yang dihadapi Indonesia di era kecerdasan buatan. Dengan pendekatan yang adaptif dan kerja sama global yang kuat, Indonesia dapat menghadapi berbagai ancaman keamanan yang terus berkembang dan memastikan stabilitas di tengah arus globalisasi.