
Jakarta, 18 Desember 2024 - Acara Bedah Buku bertajuk Konservasi
Air, Budaya, dan Kearifan Lokal yang diselenggarakan oleh Pusat Pengetahuan
dan Perpustakaan USNI berlangsung dengan sukses. Acara ini menghadirkan Dr.
Yusriani Sapta Dewi, M.Si., Dosen Prodi Teknik Lingkungan USNI sebagai
pembicara utama.
Beliau berbagi wawasan penting tentang konservasi air dan
bagaimana budaya serta kearifan lokal dapat memainkan peran besar dalam menjaga
sumber daya air yang berharga. Dalam paparannya, Dr. Yusriani menyoroti
pentingnya memanfaatkan sumber daya air dengan bijak, termasuk mendaur ulang
air dari berbagai sumber seperti air wudhu, air hujan, dan air condenser.
Mengutip Fatwa MUI Nomor 02 Tahun 2010, Dr. Yusriani
menyebutkan bahwa air daur ulang diperbolehkan untuk kebutuhan tertentu seperti
berwudhu dan mandi. Namun, untuk memenuhi standar air minum, kandungan bakteri E.
Coli harus benar-benar nol.
"Air yang bersih belum tentu layak dikonsumsi,"
ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa air yang bersih bisa saja
terkontaminasi zat kimia, seperti memiliki kandungan besi tinggi harus
menjalani proses treatment terlebih dahulu sebelum digunakan.
Dr. Yusriani juga memberikan penjelasan tentang fenomena
biologis seperti ganggang yang muncul akibat paparan sinar matahari. Ia
menegaskan bahwa meskipun air tersebut tidak berbahaya jika dimasak kembali,
penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memastikan keamanannya.
Selain itu, beliau menekankan tantangan besar yang dihadapi
oleh generasi muda, terutama Gen Z, dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Ia
menyampaikan pesannya untuk Gen Z dalam menjaga kelestarian air.
"Ambil air secukupnya, gunakan seperlunya, tinggalkan
sebaik-baiknya," pesan beliau.
Menurutnya, generasi muda memiliki tanggung jawab besar
untuk memastikan bahwa sumber daya alam, khususnya air, tetap tersedia bagi
generasi mendatang. Pasalnya, generasi muda lah yang akan mewariskan kekayaan
alam yang ada di bumi.
Acara beda buku berjudul “Konservasi Air, Budaya, dan
Kearifan Lokal” ini dipilih untuk menggambarkan betapa pentingnya
mengangkat kearifan lokal Indonesia dalam menjaga air sebagai sumber
kehidupan.
Dr. Yusriani menekankan bahwa konservasi air dapat dicapai
melalui dua langkah utama: hemat penggunaan dan simpan air secara efektif.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, masyarakat dapat berkontribusi pada
pelestarian sumber daya air.
Acara ini berlangsung dalam suasana santai namun penuh
makna, dengan tujuan utama untuk berbagi ilmu dan mendorong implementasi dari
apa yang telah disampaikan. Dr. Yusriani pun membagikan harapan dari adanya
acara bedah buku ini untuk para peserta.
"Output-nya adalah apa yang kita sharing-kan
tadi bisa dilaksanakan," ujar Dr. Yusriani, mengajak peserta untuk
menjadikan wawasan ini sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga pesan-pesan dari acara ini dapat menginspirasi kita
semua untuk lebih peduli terhadap air dan lingkungan, serta mempraktikkan
kearifan lokal dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam. Seperti yang
diingatkan oleh Dr. Yusriani, air adalah hak asasi semua makhluk hidup, dan
tugas kita bersama untuk memastikan setiap orang dapat mengakses air
berkualitas.