Jakarta, 21 November 2024 – Program Digipreneur yang digagas oleh GeTI (Global Edukasi Talenta Inkubator) bekerja sama dengan Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) bertujuan mencetak lebih banyak lagi digipreneur muda dari kalangan mahasiswa untuk membantu produk UKM naik kelas dan memperluas jangkauan pasar.
Harapan besar disampaikan oleh Mochammad Syarifuddin, Sr. Manager of Business Development & Partnership PT GeTI yang melihat potensi besar di kalangan mahasiswa USNI untuk menjadi pengusaha muda dengan keterampilan digital dan e-commerce. Menurutnya, tujuan utama dari kerja sama ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan digital, terutama dalam dunia e-commerce dan affiliate marketing.
Melalui program Digipreneur, GeTI ingin membentuk mahasiswa USNI menjadi entrepreneur yang siap menghadapi tantangan global. "Kami ingin menciptakan mahasiswa yang tidak hanya siap menjadi pekerja, tetapi juga siap menjadi pengusaha muda dengan memanfaatkan potensi digitalisasi," kata Syarifuddin.
Harapan tersebut juga ditekankan oleh Yuli Setiawan S.A.B., M.A, Kepala Inkubator Bisnis di USNI. "Kami ingin mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar tentang bisnis terlebih dahulu. Sebelum mereka memulai bisnis mereka sendiri, mereka harus belajar dari para ahli, mengembangkan kemampuan pemasaran, serta memahami cara menjual produk di pasar yang lebih luas," ujar Yuli.
Program ini akan memberikan mahasiswa kesempatan untuk belajar dengan cara yang praktis, mulai dari menjual produk orang lain hingga memasarkan produk mereka sendiri. Selain itu, Yuli juga menambahkan bahwa meski belum ada data pasti, beberapa mahasiswa USNI sudah mulai terjun ke dunia affiliate marketing, terutama di platform seperti TikTok dan Shopee.
"Kami melihat ada potensi besar di kalangan mahasiswa, terutama dalam hal affiliate marketing. Dengan adanya program ini, mahasiswa yang belum tahu akan mendapatkan pengetahuan dan kesempatan untuk bergabung," tambah Yuli.
Salah satu keuntungan mengikuti program ini adalah kemampuan mahasiswa untuk mengatur waktu antara kuliah dan berbisnis. Yuli menjelaskan bahwa menjadi mahasiswa bukanlah halangan untuk mengembangkan keterampilan bisnis. "Ini adalah kesempatan untuk belajar manajemen waktu, mengatur prioritas antara kuliah, organisasi, dan bisnis sebagai affiliate," katanya.
Lebih lanjut, Yuli mengungkapkan bahwa salah satu keterampilan utama yang harus dimiliki oleh mahasiswa yang bergabung adalah kemampuan public speaking. "Mahasiswa yang ingin sukses di affiliate marketing harus bisa berbicara dengan percaya diri, menyusun presentasi atau bahkan melakukan storytelling untuk menjual produk dengan cara yang menarik," ujarnya.
Kerja sama antara Geti dan USNI tidak hanya terbatas pada pelatihan dasar, tetapi juga memberikan dukungan praktis di bidang digital marketing. Program ini melibatkan pelatihan baik secara online maupun offline, dengan materi seperti pembuatan iklan digital, strategi digital marketing, serta pengelolaan platform e-commerce.
"Kami ingin mendorong mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pembuatan materi iklan digital dan belajar tentang pemasaran produk secara online," jelas Yuli.
Program Digipreneur ini berlangsung dalam periode 4 hingga 6 bulan per batch, dan terbuka untuk mahasiswa USNI. Ke depannya, program ini mungkin akan diperluas ke publik, memberikan kesempatan lebih luas bagi mahasiswa di luar USNI untuk berpartisipasi. "Jika jumlah peserta semakin banyak, kami akan melanjutkan kerja sama ini dan mungkin membuka peluang untuk umum," jelasnya.
Melalui kerja sama ini, GeTI dan USNI berharap dapat mengubah tantangan menjadi peluang bagi mahasiswa Indonesia, mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin di dunia bisnis digital dan e-commerce masa depan.